Senin, 28 Oktober 2013

love you, mapa!

             Kebahagiaan akan terasa lebih lengkap apabila kita dikelilingi oleh orang-orang yang kita cintai. Berbicara tentang cinta, ada beberapa orang yang tentunya tidak diragukan lagi ketulusan cintanya dan tidak akan pernah melepaskan cinta mereka untuk kita. Yaitu keluarga, terutama ‘Orangtua’. Keberhasilan dan perjuangan yang kita capai hari ini tidak terlepas dari cinta, kasih sayang, dukungan serta bimbingan dari orangtua. Bahagiaku surga mereka dan deritaku pilu mereka.
                Aku berdiri mengenakan toga ini disebuah jalan setapak yang gelap. Pandanganku tertuju pada dua orang yang sangat aku hargai, dua orang yang sangat aku hormati, aku cintai dan aku sayangi. Iya, mereka papa dan mamaku.
                Dengan disertai senyuman, aku berjalan menghampiri mereka. Seiring dengan langkah terlintas dibenakku atas apa yang mereka lakukan terhadap hidupku selama ini. Mama yang telah mengandungku selama sembilan bulan, mama yang sudah memperjuangkan hidup dan matinya hingga aku hadir di dunia ini, mama juga yang telah merawatku dengan penuh kelembutan dan kasih sayang. Papa yang telah bekerja banting tulang, ikhlas mengeluarkan keringatnya agar aku dapat menikmati hidup, detik demi detik hari demi hari bahkan tahun demi tahun.
                Apakah yang dapat aku lakukan untuk membalas mereka? Sering aku tutup kuping gak mau dengerin nasehat mereka, sering banget aku bohong kepada mereka untuk kepuasanku, sering aku melawan jika marah karena kenakalanku, sering juga aku banting pintu dihadapan mereka jika mereka tidak mengabulkan permintaanku. Dan bahkan sering aku mengeluarkan kata-kata kasar yang gak pantas mereka dengar dari bibirku, dasar cerewet, kuno, kolot, tapi apakah mereka memendam rasa dendam terhadapku? Tidak! Tidak sama sekali! Mereka dapat tulus memaafkan kekhilafanku, mereka tetap menyayangiku dalam setiap hembusan nafas mereka. Bahkan mereka tetap menyebut namaku dalam setiap doa-doa mereka hingga aku menjadi seperti sekarang ini. Ya Tuhan, betapa durhakanya aku. Tak sadarkah aku bahwa mereka orang yang sangat berarti dalam hidupku.
                Langkah-langkahku terhenti dihadapan mereka dan ku pandangi papa dan mamaku inci demi inci. Badan yang dulu tegak, kekar, kini mulai membungkuk. Rambut yang dulu hitam kini mulai memutih, dan kulit mereka yang dulu kencang kini mulai berkeriput. Ku tatap mereka yang berbinar-binar dan mulai meneteskan air mata bahagia, air mata haru, air mata bangga melihatku memakai toga ini. Ku cium tangan mereka, ku peluk mereka sambil berkata ‘Papa, mama yang aku berikan selama ini tidak akan cukup membalas semua yang telah papa dan mama yang berikan selama ini kepadaku. Terimakasih Pa... Terimakasih Ma... Aku sayang papa dan mama sampai akhir hayatku’.

re-post; voice note
puisi mama dan papa