Selasa, 25 Maret 2014

Kehilangan

Kehilangan, bicara tentang kehilangan, siapa sih di dunia ini yang gak takut sama yang namanya “kehilangan”? Gue rasa, bukan gue doang yang takut kehilangan, tapi, kayaknya semua makhluk dimuka bumi ini takut sama satu kata itu, bukan takut sama katanya, tapi takut sama kejadian si kata itu.
Entah apa yang dirasa saat ketakutan itu datang secara tiba-tiba, entah apa yang bakal dilakuin saat ketakutan itu benar-benar datang, dan entah apa pula yang akan terjadi selanjutnya saat ketakutan itu telah berlalu. Semua ada ditangan Allah, semua rahasia Allah, gak ada satu orangpun yang tau kapan ketakutan itu datang. Ya, benar, semua adalah rahasia sang pencipta.
Siapa sih yang mau kehilangan? Apalagi kehilangan orang-orang yang kita cintai. Iya, bukan? Kadang kala, gue sendiri ngerasa betapa gak enaknya didatangin kehilangan itu, betapa sedihnya didatangin kehilangan itu. Siapa yang tau kehilangan itu bakal terjadi kapan, dimana, lagi ngapain, sama siapa dan apapun itu? Gak akan ada yang tau.
Pernah sekali gue didatangin sama ketakutan yang amat-sangat gue takutin, ya rasanya emang gak karuan. Tapi, gue mikir, mungkin ini salah gue, mungkin ini karena faktor dia, mungkin ini karena orang ketiga, mungkin ini karena, mungkin ini karena, mungkin ini karena dan mungkin, mungkin, mungkin. Gue gak tau pasti, tapi yang jelas saat kehilangan itu datang rasanya keren abis! Gak ada yang bisa nandingin, suer.
Gue rasa kehilangan itu satu hal yang gue benci didunia ini. Kenapa? Karena gue mikir, kenapa harus ada pertemuan kalau harus ada perpisahan? Kenapa harus ada mendapatkan kalau harus ada melepaskan? Kenapa harus ada perjuangan kalau harus ada sia-sia? Tapi, gue belajar tentang kehilangan, dari surah Al-Baqarah: 216. “... Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui”, dan quotes “Jika ia yang kamu cinta lebih bahagia tanpa adanya dirimu, apakah kamu mau meninggalkannya? Susah memang, namun bukan berarti tak bisa. Toh, esensi meninggalkan dan ditinggalkan adalah ‘berbahagia tanpa’, bukan ‘bersedih dengan’.”
Kadang kala, rasa takut akan kehilangan itu selalu ada di dekat gue. Entah takut kehilangan teman, sahabat, keluarga, orang-orang terdekat, dsb. To be honest, gue sekarang lagi dihantui dengan rasa takut itu. Entah kenapa dan karena siapa. And, finally, gue mikir semua yang Allah kasih ke gue itu cuma titipan, cuma titipan, gak kurang dan gak lebih. Boleh jadi gue sekarang bisa memiliki, tapi siapa yang tau kapan bakal kehilangan? Kalau kata doi sih, back to basic and let it flow aja. Semua pasti ada jalannya, kok. Jadi, tenang aja. Tapi, kasih bumbu juga dengan terus berdo’a dan terus berusaha.