Sabtu, 12 Maret 2016

Salahku

Kukira kau baik,
nyatanya memang baik,
baikmu,
pada semua orang.

Kukira kau peduli,
nyatanya memang peduli,
pedulimu,
pada semua orang.

Aku merindukan pelangi,
kukira kaupun begitu.
Nyatanya,
kau hanya merindu pada hujan.

Salahku,
aku terus mengejar kau yang berlari.

Salahku,
aku terus merindu pada fajar,
sementara kau,
selalu merindu pada malam.

Sejak hari ini ku tahu,
bahwa kau dan aku tidak pernah sepaham,
dan semua memang salahku.

Kamis, 10 Maret 2016

Kau, jangan sepertiku.

Kau pernah kurangkai sebagai pelangi,
pernah juga sebagai mentari,
atau bahkan hanya sebagai sapaan pagi.

Aku paham,
mungkin kau takkan kembali,
walau hanya sekali.

Jika kusebut dunia ini tak adil,
tentunya aku salah besar.
Karena kutahu,
kau pernah menjadi sepertiku jauh sebelum hari ini.

Aku paham betul bagaimana dunia ini berputar,
dulu mungkin ku acuh,
sekarang malah kau yang angkuh.

Entah harus berapa lama aku menanti,
entah harus sejauh apa aku berlayar,
entah seluas apa lautan yang harus aku arungi.

Dunia akan terasa kejam jika di dalamnya hanya ada penyesalan.

Aku tahu, mungkin kau tak seperti dahulu.
Aku pun paham, bagaimana tingkah lakumu sekarang.
Dan aku mengerti mengapa kau menjadi seperti ini.

Aku selalu disini,
menantimu kembali.

Ah, betapa bodohnya aku.

Kau bahkan tak peduli,
walau seluruh tubuhku dipenuhi duri.

Berbahagialah kau disana,
nikmati duniamu.
Jangan seperti aku,
yang selalu ingin memeluk bulan,
walau entah akan terjadi kapan.